IP

Kamis, 18 November 2010

Status merapi...

Status Gunung Merapi tidak bisa didasarkan pada ilmu perkiraan ataupun ilmu nujum. Status Merapi harus ditetapkan dengan ilmu kegunungapian. Demikian ditegaskan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Surono, menurunkan status Merapi merupakan hal yang lebih berat dibandingkan menaikkan status gunung tersebut. "Menurunkan status Merapi dari level 4 atau awas ke level yang lebih rendah mengandung konsekuensi untuk tetap menjaga seluruh masyarakat agar terhindar dari bahaya letusan," jelas Surono.


Lebih lanjut Surono menjelaskan, dengan diturunkannya status Merapi, warga otomatis merasa kondisi sudah aman. "Ini yang sulit karena Gunung Merapi masih sulit diprediksi," pungkas lelaki separuh baya tersebut. Surono mencontohkan, terbentuknya kubah lava baru yang biasanya menjadi penutup dari fase erupsi Gunung Merapi ternyata tidak terjadi pada erupsi tahun ini.


Gunung Merapi diketahui telah membentuk kubah lava baru. Namun, material kubah lava baru justru dilontarkan seketika saat terjadi letusan pada awal November lalu. Itu disebut sebagai letusan eksplosi=f (meledak-ledak). Letusan itu lah yang dianggap melenceng dari tabiat Merapi sebelumnya.


Berdasarkan pengamatan tiga hari terakhir, intensitas letusan Gunung Merapi menunjukkan kecenderungan menurun, meskipun gempa tremor masih terjadi secara beruntun yang disertai aktivitas gempa vulkanik dan guguran.


Intensitas vulkanik Merapi dari 34 kali menjadi 31 kali pada Selasa. Besoknya, terjadi 11 kali gempa vulkanik hingga pukul 18.00 WIB. Intensitas guguran pun menurun yaitu dari 25 kali menjadi 14 kali dan baru terjadi satu kali guguran pada Rabu, hingga pukul 18.00 WIB. Namun, gempa tektonik meningkat dari satu kali pada Selasa menjadi dua kali pada Rabu. Karena itu status Merapi masih dipertahankan di level 4.

0 komentar:

Posting Komentar

".....ME......" © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute