INFRASTRUKTUR JARINGAN

Hubungan jaringan secara hardware antar komputer yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
  1. Jika Jaringan diaplikasikan pada ruangan atau gedung yang cukup luas, setiap ruangan atau setiap lantai dapat kita simpan satu buah HUB, kemudian dapat dihubungkan antar HUB menggunakan kabel tipe cross.

    Skema Jaringan dengan HUB/SWITCH
  2. Untuk Jaringan sederhana dengan menggunakan dua buah komputer, kita dapat memasang NIC Card pada masing-masing komputer, kemudian gunakan kabel UTP dengan hubungan cross. Hubungan ini digunakan untuk system peer to peer.
  3. Jika kita ingin membuat jaringan sederhana dengan beberapa komputer tanpa menggunakan HUB, kita dapat memasang beberapa NIC Card pada satu buah komputer yang kita buat sebagai server, kemudian masing-masing NIC Card kita hubungkan dengan komputer client. Namun hal tersebut terbatas pada jumlah slot ekspansi yang dapat digunakan.
    Untuk jaringan ini, jika kita menggunakan OS Windows Xp pada masing-masing PC, maka komputer 2 dapat langsung berhubungan dengan komputer 4. Namun jika kita menggunakan OS Windows 95/98/ME, maka hubungan dapat dilakukan dengan terlebih dauhulu melalui komputer utama (1). Kelemahannya adalah dalam jaringan ini adalah komputer utama ini harus selalu menyala.

    Koneksi Direct Client - Server
  4. Jaringan sederhana antara dua buah komputer dapat dilakukan dengan kabel Laplink yang melalui soket Printer pada kedua komputer dan dihubungkan dengan kabel Laplink dengan Connector DB 25, namun penggunaannya terbatas hanya untuk transfer data saja. Program yang dapat digunakan di Windows adalah Laplink 2000 dan Untuk pada DOS digunakan program Norton Commander. Hubungan antara dua komputer ini dapat juga melalui saluran telepon dengan menggunakan modem atau menggunakan soket USB pada komputer terbaru.

SOFTWARE UNTUK JARINGAN

Secara Logic system jaringan terbagi atas dua jenis yaitu :
  1. Peer to Peer dimana semua pengguna komputer dalam jaringan tersebut memiliki level kekuasaan yang sama atau sejajar. sistem ini dikenal juga dengan Workgroup. Kedua system ini dapat dilakukan dalam sebuah system jaringan dimana peer to peer digunakan bila antar komputer client akan berkomunikasi langsung. Jika komputer Client menggunakan OS WIN95/98/ME, peer to peer dapat dilakukan tanpa seizing server. Sedangkan jika digunakan OS WIN NT Workgroup, WIN 2000 Pro, dan XP Pro, peer to peer dilakukan dengan seizin server.System jaringan ini tidak tergantung dari bentuk topologi yang digunakan pada jaringan, namun dalam hal ini kita akan membahas setting peer to peer yang menggunakan topologi star sebagai berikut :
    1. Installasi NIC Card.
      Saat menginstal NIC card pada komputer, kita kenal adanya card PnP(Plug And Play) dimana Windows akan secara otomatis menginstal driver untuk card tersebut ketika masuk Windows. Dan Adapula nPnP (Non Plug And Play) dimana kita harus menginstal secara manual drivernya. Setelah menginstal card ini kita harus mengecek agar card ini bekerja secara proporsional dan tidak terjadi konflik secara hardware.
    2. Melakukan penginstalan protokol.
      Klik kanan Network Neighborhood > Properties. Pada Network Panel Instal protokol NetBEUI kemudian restart kembali Windows.
    3. Search for Computer.
      Misalkan dua buah komputer telah disetting peer to peer seperti prosedur di atas. Jika Komputer 1 diberi nama PC1 dan Komputer 2 dinamai PC2. Pada PC1, Klik kanan kembali Network Neighborhood > Search for Computer… . Ketikan PC2. Jika PC2 ditemukan dan nama komputer PC2 ditemukan pada PC1, maka peer to peer sudah dapat dilaksanakan antara kedua komputer. Jika hal tsb belum terjadi, maka terjadi kesalahan pada hardware jaringan.
    4. Sharing Printer
      Sharing printer pada system client server dan peer to peer sama saja. Untuk Komputer yang secara hardware berhubungan langsung dengan printer dalam suatu jaringan kita sebut sebagai printer server. Pada saat penginstalan printer, Pada komputer printer server, saat harus diset sebagai Local Printer, kemudian sharing printer ke jaringan. Sedangkan pada komputer lain diset sebagai Network Printer, kemudian pilih printer yang ada di printer server.
  2. Client Server yang memiliki perbedaaan level kekuasaan pada system. Artinya bahwa server dapat mengatur dan menentukan siapa pengguna atau user yang diizinkan menggunakan suatu komputer atau station secara spesifik. Server Administrator juga dapat menentukan file mana yang akan disharing, memantau kegiatan para user pada setiap station. Dsb.Saat ini jaringan client server biasanya digunakan pada kantor-kantor yang memiliki banyak komputer dan dibutuhkan keamanan di dalam sistem jaringan yang dilaksanakan oleh sebuah komputer server. Komputer server ini berkuasa penuh atas seluruh komputer client dalam jaringan tersebut. Operating System yang biasa digunakan sebagai server diantaranya adalah Windows NT 4.0, Windows 2000 Server, Windows Xp Server, Windows Server 2003, LINUX dsb.Untuk memudahkan para client dalam penggunaan Windows, saat ini Operating System pada komputer Client tidak lagi digunakan Windows NT 4 Workstation, tetapi ada OS yang sangat familiar digunakan oleh para user client yaitu Windows 2000 Professional dan Windows Xp professional. Dengan menggunakan OS ini client tidak dapat melakukan peer to peer dengan client lain tanpa izin server. Hal tersebut dapat dilakukan pada OS Windows 9x.Penggunaan Windows 9x pada komputer client sebenarnya dapa mengurangi keamanan suatu jaringan karena hubungan peer to peer masih bisa dilakukan, untuk mengatasi hal tersebut biasanya data-data perusahaan penting hanya disimpan di server. Pembahasan mengenai OS untuk server akan dibahas pada bagian Installasi Client Server.
  1. Jaringan Khusus. Kita dapat juga membuat suatu jaringan sederhana antar dua komputer dan terbatas untuk transfer data atau remote komputer. Software yang digunakan adalah Norton Commander atau Laplink 2000. Dengan software ini kita dapat memilih jenis hubungan yang digunakan, misalnya hubungan dengan kabel Laplink, USB, Internet, dsb.

SETTING TCP/IP

Transport Control Protocol/Internet Protocol merupakan protocol komunikasi yang universal artinya sering sekali digunakan dalam jaringan dan kompatibel dengan banyak operating system dan software lainnya. Berbeda dengan protocol netBEUI, untuk berhubungan dengan jaringan kita harus menentukan alamat komputer client dengan menggunakan kode angka-angka yang teratur dan tergantung kelas TCP/IP yang digunakan. Kelas TCP/IP ini dibentuk berdasarkan jumlah komputer yang dapat ditampung oleh suatu jaringan sebagai berikut :
Kelas A : maksimal 16 juta Komputer.
Kelas B : maksimal 350 ribu Komputer.
Kelas C : maksimal s54 ribu Komputer.
  1. Setting TCP/IP Address
    Alamat TCP/IP ini berasal dari bentuk data biner 32-bit yang kemudian dipisahkan ke dalam empat kelompok bilangan biner 8-bit kemudian masing-masing kelompok bilangan biner diubah ke dalam bentuk decimal dengan memberi tanda titik sebagai pemisah antar kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi berikut :
    Biner 32-bit : 11000000000100000001000011111110
    Biner 8-bit : 11000000 . 00010000 . 00010000 . 11111110

    OKTET 1
    OKTET 2
    OKTET 3
    OKTET 4

    Decimal
    192
    16
    16
    254

    TCP/IP Address : 192.16.16.254
    Berdasarkan kelasnya kita terikat aturan pembuatan nilai decimal alamat untuk setiap OKTET adalah sebagai berikut :
    Kelas A : N . H . H . H
    Kelas B : N . N . H . H
    Kelas C : N . N . N . H
    Dimana N : Network ID dan H : Host ID. Nilai Network ID harus sama pada setiap komputer karena merupakan identitas alamat jaringan yang digunakan, sedangkan Host ID nilainya harus berbeda untuk setiap komputer yang terhubung dalam jaringan, karena merupakan identitas spesifik tiap-tiap komputer. Pemberian nilai untuk Network ID dan Host ID harus mengacu juga kepada ketentuan berikut :
  2. Setting Subnet Mask
    Nilai Subnet Mask ini telah ditentukan untuk jaringan adalah sebagai berikut :
    Kelas A : 255 . 0 . 0 . 0
    Kelas B : 255 . 255 . 0 . 0
    Kelas C : 255 . 255 . 255 . 0 Pada jaringan kelas C, Nilai OKTET keempat dalam Subnet Mask ini mewakili banyaknya jumlah sinyal yang dibroadcast suatu komputer yang mengirimkan data. Jumlah Nilai 0 menunjukkan bahwa jumlah sinyal yang dikeluarkan sebanyak 254 buah dalam sekali transfer.
    Kita dapat juga menyesuaikan banyaknya sinyal yang dipancarkan dengan jumlah komputer yang terhubung kedalam jaringan tersebut walaupun hal ini tidak dipandang perlu karena dapat merepotkan jika terjadi penambahan komputer serta tidak terlalu signifikan untuk mempercepat lalu lintas data. Namun hal tersebut dapat juga kita lakukan dengan cara menentukan banyaknya jumlah sinyal yang akan dipancarkan atau banyaknya komputer dalam jaringan, kemudian ubah kedalam bentuk biner, kemudian nilainya diinverskan, dan kemudian ubah kembali kedalam nilai decimal yang merupakan nilai yang harus diisikan pada OKTET ke 4 dalam Subnet Mask.
    Contoh:
    • Jumlah Sinyal yang diinginkan : 20 Buah
    • Mengubah ke dalam Biiner : Nilai Biner dari 20 = 10110
    • Menginverskan Biner : Inverse dari 10110 = 01001
    • Mengubah Ke Desimal : Desimal dari 01001 = 16.0 + 8.1 + 4.0 + 2.0 + 1.1 = 9
    • Sehingga Nilai Subnet Mask untuk 20 sinyal = 255 . 255 . 255 . 9

  3. Test dan Troubleshooting
    Setelah Setting selesai, maka kita diminta merestart Windows dan kemudian masuk Windows dengan Logon terlebih dahulu.
    • Klik Start > Run kemudian ketikan ping xxx . xxx . xxx. xx . xx yang merupakan IP Address komputer sendiri untuk mengetes komunikasi Windows dengan Card NIC. Jika Muncul tulisan Reply Time Out, mungkin driver card tidak terinstal sempurna atau terjadi konflik pengalamatan hardware.
    • Jika Muncul tulisan Reply, maka card sudah dapat digunakan. Hal ini harus dilakukan pada semua komputer yang akan dibuat jaringan untuk memastikan tiap-tiap komputer siap dihubungkan pada jaringan.
    • Setelah kabel jaringan terpasang, kemudian klik kembali Start > Run . kemudian ketik kembali ping (IP Address yg dituju) -t ( -t : berfungsi mengetahui status koneksi secara kontinyu). Jika tertulis Destination Host Unreachable berarti alamat yang kita masukan salah atau tidak ditemukan. Cek kembali alamat yang network ID dan host ID yang dituju. Jika alamat benar, cek kembali koneksi kabel jaringan. Jika tertulis status Reply Time Out, maka komputer yang kita tuju tidak berada dalam kondisi online terhadap jaringan.
    • Untuk mengecek IP address kita dengan cepat klik Start>Run dan ketik winipcfg
  4. Setting DHCP ( Dynamic Host Configuration Protocol )

DHCP merupakan fasilitas yang memudahkan pengalamatan TCP/IP. Berbeda dengan setting TCP/IP dimana kita memasukan secara manual alamat IP untuk setiap komputer, DHCP memberikan kemudahan bagi server untuk menentukan alamat IP suatu komputer Client secara fleksibel. Fasilitas DHCP ini terdapat pada Windows NT4 Server. Untuk menginstall fasilitas ini harus dilakukan langkah berikut :
  1. Klik Network Panel > Add > DHCP Server
  2. Setelan DHCP Panel muncul, tentukan server yang digunakan :
    Server > Add ( Nama Server, Nma PC Server )
  3. Klik Server yang suda di create :
    Start > Program > DHCP Manager
    Scope > Create
  4. Isikan range IP address yang diberikan ke komputer client.
    Contoh :
    Range DHCP disetting dari IP 192.168.0.1 sampai 192.168.0.10 untuk sepuluh buah komputer client. Alamat IP pada komputer client tergantung dari urutan komputer client yang dinyalakan. Sehingga komputer yang pertama dinyalakan memiliki alamat IP : 192.168.0.1 dsb.
  5. Setting pada Server :
    PC yang mendapatkan IP address DHCP dapat dikenali dan dimonitor dengan menggunakan Scope > active leases
    DHCP
    dapat diaktifkan dan di nonaktifkan pada server
  6. Setting pada Client :
    TCP/IP disetting pada otomatis
    Gunakan perintah Start > Run dan ketik winipcfg untuk mengetahui IP address komputer client yang bersangkutan

ROUTER

Router merupakan suatu komponen dalam jaringan yang berfungsi menginterkoneksi antar jaringan yang memiliki network ID yang berbeda sehingga dapat dilakukan komunikasi antar jaringan. Router ini dapat berupa perangkat keras khusus (merk CISCO) yang memiliki Operating Sistem tersendiri untuk memprogramnya. Router ini memiliki virtua Ethernet yang dapat dikonfigurasi pada IP address yang berbeda, dan secara elektronik menghubungkan konfigurasi IP address tersebut. Pemasangan secara hardwarenya cukup simple yaitu menghubungkannya dengan HUB atau SWITCH secara langsung.
ROUTER ini dapat kita bangun juga dari sebuah PC yang memiliki OS WinNT, Win2000 Server, atau Linux yang memiliki fasilitas router secara software. Namun kita harus memiliki beberapa Ethernet card yang mewakili IP Address yang akan kita interkoneksi, dan aplikasi router cara ini terbatas pada jumlah slot ekspansi komputer yang dijadikan router. Dan komputer yang akan dijadikan Router ini dapat berdiri sendiri dengan spesifikasi yang standard, atau sekaligus bergabung dengan komputer server sehingga keandalan kemampuan komputernya harus juga diperhitungkan.

HUB AND SWITCH

Secara prinsip kedua alat ini memiliki fungsi memfalsilitasi interkoneksi lalu lintas data antar komputer dalam sebuah jaringan. Di pasaran kedua komponen ini memiliki jumlah saluran atau port yang jumlahnya antara 8, 16, 32, dan 64, dimana masing-masing port ini dihubungkan langsung pada sebuah PC.
Perlu kita ketahui bahwa semakin banyak jumlah komputer yang digunakan, maka kecepatan tranfer data jaringan bisa berkurang. Misalkan kita memiliki sebuah HUB dengan 4-port saluran. Jika keempat port dihubungkan pada sebuah komputer, maka kecepatan tiap port ini 1/4 kali dari kecepatan tranfer ethernet. Jika kita hanya memasang tiga buah komputer saja sehingga sebuah channel port tidak digunakan, maka kecepatan tiap port tersebut masih tetap besarnya 1/4 kali dari kecepatan tranfer ethernet. Hal tersebut merupakan kelemahan dari penggunaan sebuah HUB.
Untuk mencegah pemborosan atas pengurangan kecepatan tersebut, maka kita dapat menggunakan komponen SWITCH. Komonen ini dapat mencegah secara otomatis mendeteksi port yang tidak digunakan dan menutup saluran data ke port tersebut, sehingga jika kita aplikasikan sesuai contoh di atas, maka dengan memasang hanya tiga buah komputer pada SWITCH 4-port, kecepatan masing-masing port kecepatannya bertambah menjadi 3/4 kali dari kecepatan tranfer ethernet.
Dari kedua perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan SWICTH lebih baik jika kita ingin mengutamakan kecepatan dari suatu jaringan.